hello

Rabu, 13 Juni 2012

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR

MANUSIA SEBGAI MAKHLUK HIDUP YANG BERBUDAYA
1.PENGERTIAN
“Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya”.
Pengertian Budaya dan Kebudayaan
Budaya                 = Daya dari budi yang  berupa cipta, karsa dan rasa.
Kebudayaan       = Hasil dari cipta, rasa dan  karsa
Kebudayaan Berasal Dari Kata Sansekerta “BUDDHAYAH “ , yang merupakan bentuk jamak dari  kata “BUDDHI” yang berarti  budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budhi atau akal”.
Culture, merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata latin “colere” yang berarti mengolah atau mengerjakan (Mengolah tanah atau bertani). Dari asal arti tersebut yaitu “colere” kemudian “culture” diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan merubah alam.
Menurut E.B. Tylor
(Primitive Culture)
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat
Menurut R. Linton
(The Cultural Background of Personality)
Kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku dan hasil laku, yang unsur-unsur pembentukannya didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu


Menurut Melville J. Herskovi
Kebudayaan adalah “ Man made part of the environment “ (bagian dari lingkungan manusia)
Menurut Dawson
 (Age of The Gods)
Kebudayaan adalah cara hidup bersama (culture is common way of life)
Menurut J.V.H. Deryvendak
Kebudayaan adalah kumpulan dari cetusan jiwa manusia sebagai yang beraneka ragam berlaku dalam suatu masyarakat tertentu
Menurut Prof Dr. Koentjaraningrat
“Kebudayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar”.

Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
          kebudayaan itu hanya dimiliki oleh masyarakat manusia;
          kebudayaan itu tidak diturunkan secara biologis melainkan diperoleh melalui proses belajar; dan
          kebudayaan itu didapat, didukung dan diteruskan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2.UNSUR UNSUR KEBUDAYAAN
(Menurut Koentjaraningrat)
  1. Sistem religi yang meliputi:
        sistem kepercayaan
        sistem nilai dan pandangan hidup
        komunikasi keagamaan
        upacara keagamaan
  1. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang meliputi:
        kekerabatan
        asosiasi dan perkumpulan
        sistem kenegaraan
        sistem kesatuan hidup
        perkumpulan
  1. Sistem pengetahuan meliputi pengetahuan tentang:
        flora dan fauna
        waktu, ruang dan bilangan
        tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia
  1. Bahasa yaitu alat untuk berkomunikasi berbentuk:
        lisan
        tulisan
  1. Kesenian yang meliputi:
        seni patung/pahat
        relief
        lukis dan gambar
        vokal
        musik
3.PROSES PERUBAHAN KEBUDAYAAN MELALUI INTERLISASI, SOSIALISASI, ENKULTURASI, DIFUSI, AKULTURASI DAN ASMILASI
Perubahan kebudayaan
Realita dalam masyarakat terdapat 2 kekuatan berkenaan dengan perubahan kebudayaan, yaitu konservatisme dan keinginan akan perubahan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan
      1. Discovery dan invention
        Discovery dan invention adalah pangkal tolak dalam studi mengenai pertumbuhan dan perubahan kebudayaan, karena hanya dengan proses inilah unsur yang baru dapat ditambahkan kepada keseluruhan kebudayaan manusia.
        Menurut Linton,  Discovery adalah setiap penambahan pada pengetahuan dan invention adalah penerapan yang baru dari pengetahuan.
        Improving invention
    1. Difusi kebudayaan
      1. Difusi kebudayaan adalah proses penyebaran unsur kebudayaan dari satu individu ke individu lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
      2. Penyebaran dari individu ke individu lain dalam batas satu masyarakat disebut difusi intramasyarakat.
      3. Sedangkan penyebaran dari masyarakat ke masyarakat disebut difusi intermasyarakat.
      4. Difusi mengandung tiga proses yang dibeda-bedakan:
        Proses penyajian unsur baru kepada suatu masyarakat
        Penerimaan unsur baru
        Proses integrasi
    1. Akulturasi
      1. Redfield, Linton, Herskovits: Mengemukakan bahwa akulturasi meliputi fenomena yang timbul  sebagai hasil, jika kelompok – kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus, yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau pada kedua-duanya.
    2. Asimilasi
      1. Asimilasi adalah satu proses sosial yang telah lanjut dan yang ditandai oleh makin kurangnya perbedaan atara individu-individu dan anatar kelompok-kelompok, dan makin eratnya persatuan aksi, sikap dan proses mental yang berhubungan dengan dengan kepentingan dan tujuan yang sama.
      2. Faktor-faktor yang memudahkan asimilasi:
        Faktor toleransi
        Faktor adanya kemungkinan yang sama dalam bidang ekonomi
        Faktor adanya simpati terhadap kebudayaan yang lain.
        Faktor perkawinan campuran


4.HUBUNGAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat, dan hampir semua tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai
1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulator kebudayaan, dan
4) pencipta kebudayaan.
Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender,
Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat tergantung pada seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa banyak imigran yang datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.
             Monokulturalisme: Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilaSi kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja sama.
             Leitkultur (kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam Tibi di Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.
             Melting Pot: Kebudayaan imigran/asing berbaur dan bergabung dengan kebudayaan asli tanpa campur tangan pemerintah.
             Multikulturalisme: Sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran dan kelompok minoritas untuk menjaga kebudayaan mereka masing-masing dan berinteraksi secara damai dengan kebudayaan induk.
5.PERAN DAN FUNGSI BUDAYA LOKAL SEBAGAI JATIDIRI BANGSA
Di tengah gencarnya arus globalisasi yang menghajar kehidupan bangsa ini, budaya barat yang liberal telah menjadi nafas bagi sebagian besar anak muda bangsa kita. Saat ini semua tayangan dan cara berpikir bebas telah diserap genarasi muda kita tanpa filter yang baik. Sehingga yang muncul adalah tindakan anarkis yang didasarkan pada asas demokrasi dan moderat.
Benarkah hanya cara anarkis yang akan menyelesaikan masalah? Inilah ciri bangsa yang belum sepenuhnya dewasa yang masih berpikir bahwa demonstrasi adalah tindakan yang paling baik dalam menyampaikan aspirasi, baik pada pemerintah maupun pada masyarakat itu sendiri. Di sinilah peran dan fungsi budaya lokal sebagai alat untuk memahami pemikiran bangsa kita yang masih kanak-kanak.
Ketika kita belum beranjak dewasa karena belum paham betul dengan budaya sendiri, budaya asing dengan gencar menyerang. akibatnya kita menjadi kehilangan arah dan kehilangan jati diri bangsa. Dalam memahami budaya lokal, kita harus memahami corak setiap tradisi masyarakat yang plural.
Kita harus mengarahkan dan menambahkan keyakinan bahwa kearifanbudaya lokal yang berkembang di suatu wilayah adalah ajaran yang benar. Sebab, kerap suatu tradisi lama dianggap tidak lagi sesuai dengan tuntutan zaman sehingga tradisi tersebut ditinggalkan penganutnya. Yang akhirnya budaya lokal itu lama-lama hilang dan berganti dengan kelompok masyarakat yang kehilangan jati diri.
Kita harus memahami bahwa aspek-aspek budaya lokal dari keyakinan masyarakat perlu ditingkatkan karena dengan aspek-aspek budaya lokal kita akan lebih toleran terhadap nilai-nilai budaya lokal tersebut. Dengan cara tersebut akan menghasilkan kebudayaan lokal yang kuat dan rasa cinta terhadap bangsa sendiri sehingga kita akan lebih mengenal diri sendiri daripada mengenal orang lain.
Bukankah begitu yang ilmu sosiologi ajarkan? Kenalilah diri sendiri sebelum mengenal orang lain, demikian pun dengan kehidupan berbangsa, kenalilah budaya sendiri dulu sebelum mengenal budaya orang lain.
Mengingat peran dan fungsi tersebut, kita sebagai bangsa Indonesia dalam rangka memelihara jati diri bangsa harus melaksanakan pembinaan terhadap masyarakat modern Indonesia untuk kembali mencintai kebudayaan lokal. Pembinaan budaya lokal ini harus dikemas dengan menarik sehingga masyarakat modern yang tinggal di perkotaan tidak berpikiran bahwa budaya lokal itu kampungan dan ortodok.
Pembinaan masyarakat modern yang cenderung liberal melalui pendekatan budaya lokal bisa disampaikan melalui pertuntukan kesenian. Para seniman lokal harus mampu menyampaikan misi-misi moral yang terkandung dalam budaya lokal. Konsep budaya lokal serta filsofi sebuah ajaran tradisional yang universal harus disampaikan dengan penuh kesadaran.
Tujuannya tentu saja agar masyarakat modern yang sudah hedonis,kapitalis, anarkis, dan kehilangan jati diri dapat menghormati dan memahami budaya lokal tempat dia berdiri. Pembinaan budaya lokal pada masyarakat modern melalui kesenian dipandang sebagai cara yang efektif dan efisien karena dapat diterima oleh semua kalangan, baik muda maupun tua.
Pesan yang terkandung dalam pertunjukan kesenian biasanya mengingatkan kita agar senantiasa mencintai kerarifan budaya dan memelihara kerukunan berbangsa dan bernegara, mengingat kerukunanmenjadi masalah vital dalam masyarakat yang beragam seperti Indonesia.
Dalam wacana kehidupan budaya asing yang carut marut ini, kita harus meningkatkan kualitas kehidupan budaya lokal. Kembali mencintai budaya masing-masing. Menjadikan kerarifan lokal sebagai pondasi untuk mengenali jati diri.
6.PENGARUH BUDAYA BARAT PADA MASYARAKAT PRIBUMI
Indonesia telah berakulturasi dengan berbagai kebudayaan dalam waktu yang lama. Letak strategis Indonesia yang berada pada jalur 2 pusat perdagangan internasional pada masa lampau, India dan Cina, memberi pengaruh besar kebudayaan pribumi.
Dengan terjadinya percampuran antar budaya yang mengembangkan kebudayaan asli setempat. Ada dua budaya asing yang mempengaruhisejarah kuno Indonesia, di antaranya :
Pertama, budaya Vietnam (bagian Selatan dan Utara Vietnam), yaitu kebudayaan Dongson, kebudayaan Bacson-Hoabich, dan kebudayaan Sa Huynh.
Kedua, budaya India yang dimulai sejak abad 1 Masehi. Beberapa pengaruhnya adalah : penyebaran agama Hindu dan Budha, adanya bentuk pemerintahan kerajaan, dikenalnya bahasa Sanskerta, dipelajarinya huruf Pallawa, dan perkembangan seni tulisan, pahatan, dan ukiran.

Pengaruh Budaya Barat
Selain dari pengaruh budaya asing pada masa lampau, perkembangan pesat era globalisasi saat ini semakin menekan proses akulturasi budaya, terutama pengaruh budaya Barat.
Berbagai informasi melalui media cetak dan elektronik dengan sentuhan kemajuan teknologi modern mempercepat akses pengetahuan tentang budaya lain. Membawa perubahan sampai ke tingkat dasar kehidupan manusia di Indonesia.
Tak dapat dipungkiri, peradaban yang lebih maju akan banyak mempengaruhi peradaban yang berkembang belakangan. Sebagaimana agresivitas budaya Barat yang terus berproses dinamis dan teruji berpengaruh pada peradaban lain, terutama peradaban timur.
Secara umum, perubahan kebudayaan sekarang ini disebabkan oleh perjuangan HAM (Hak Asasi Manusia), pelestarian alam dan lingkungan hidup, serta tuntutan peningkatan kualitas hidup.
Pengaruh interaksi dengan budaya barat mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat di negara ini, ditambah dengan masalah persediaan bahan pangan, bahan energi dan bahan industri strategis yang kian langka, serta kesenjangan penguasaan teknologi semakin lebar beresiko pada pergesekan perbedaan dan kepentingan di masyarakat.
Lebih dari itu, kehadiran budaya Barat seakan mendominasi dan selalu menjadi trend-centre masyarakat. Kebiasaan dan pola hidup orang barat seakan menjadi cermin kemodernan. Hal ini jelas mengikis prilaku dan tindakan seseorang.
Hembusan pengaruh budaya Barat, dianggap sebagai ciri khas kemajuan dalam ekspresi kebudayaan kekinian. Padahal belum tentu sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi masyarakat sendiri. Keadaan ini terus mengikis budaya dan kearifan lokal yang menjadi warisan kebudayaan masyarakat nusantara.
Nilai tradisional masyarakat perlahan mengalami kepunahan, tak mampu bersaing dengan derasnya publikasi budaya modern dalam konteks pergaulan masyarakat.
Beberapa dampak yang dirasakan adalah dengan menurunnya rasasosial dan tenggang rasa masyarakat, mengikisnya semangat kebhinekaan yang mengarah pada disintegrasi bangsa dan pelanggaran hukum, dan pola hidup individualisme dan konsumerisme yang bertentangan dengan sikap hidup sederhana.
Kebebasan dan kesenangan hidup masyarakat Barat tidak selamanya positif. Banyak kalangan remaja yang sedang mencari jati diri tergusur oleh tren-tren yang tak henti diiklankan sebagai suatu gaya hidup yang menyenangkan dan mendunia. Banyak norma-norma masyarakatpribumi di Indonesia yang terkikis dalam keseharian generasi mudanya.

Kenegatifan Budaya Barat
Sisi negatif dari pengaruh budaya barat adalah kenakalan remaja sebagai bagian dari dekadensi moral bangsa ini. Penyebab menurunnya moral atau akhlaq remaja dapat dibagi atas :
1.            Pengaruh kuat media informasi elektronika dan cetak yang mudah dicerna dengan tingkat kesulitan sensor yang tinggi.
2.            Kurangnya pendidikan agama atau akhlaq, sebagai kunci kontrol diri remaja dalam menghadapi sikap negatif di lingkungan sekitar.
3.            Minimnya pengetahuan yang bisa dinikmati melalui pendidikanyang layak.
4.            Kekurangan rasa percaya diri dalam pergaulan hingga mudah terpengaruh oleh lingkungan yang buruk, ditambah minimnya keterampilan untuk mengembangkan potensi diri ke arah yang lebih baik. 
Mengatasi dampak pengaruh budaya global dibutuhkan dukungan pemerintah, tokoh masyarakat serta masyarakat Indonesia untuk mengendalikan kondisi moral agar tetap berada pada nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Pemerintah diharapkan melakukan konsepsi penanggulangan dampak negatif globalisasi pada nilai-nilai budaya bangsa. Direalisasikan berupa kebijakan, strategi dan usaha yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan hidup berbangsa dan bernegara.
Maka untuk menghadapi semua ini perlu kesadaran, pengawasan dan dukungan kita bersama!

7.KESIMPULAN
Jadi kesimpulannya adalah manusia sangat berpengaruh pada kebudayaan,serta budaya juga dapat berpengaruh pada kehidupan manusian.budaya berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia bahkan terhadap bangsa.peranan manusia sebagai mahluk social sangat besar .




                 2. Images.totogarawangi.multiply.multiplycontent.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar